Memahami Google Analytics: Attribution Model Untuk Pemula

by Admin 58 views
Memahami Google Analytics: Attribution Model untuk Pemula

Google Analytics, guys, adalah alat yang sangat penting bagi siapa saja yang ingin memahami kinerja situs web mereka. Salah satu fitur paling powerful dari Google Analytics adalah kemampuannya untuk melacak attributions atau model atribusi. Mari kita selami lebih dalam tentang apa itu, mengapa itu penting, dan bagaimana cara kerjanya, terutama untuk kalian yang baru memulai.

Apa Itu Google Analytics Attribution? Kenapa Penting?

Google Analytics Attribution adalah cara Google Analytics untuk menentukan kredit atau nilai bagi setiap touchpoint atau interaksi yang dilakukan pengguna sebelum mereka melakukan konversi (misalnya, pembelian, pengisian formulir, atau langganan newsletter). Singkatnya, model atribusi membantu kita memahami saluran pemasaran mana yang paling efektif dalam mendorong konversi. Bayangkan kalian punya toko. Pelanggan mungkin melihat iklan di media sosial, kemudian mencari produk kalian di Google, dan akhirnya membeli melalui email promosi. Model atribusi memberi tahu kalian saluran mana yang paling berperan dalam proses ini.

Kenapa ini penting? Well, karena dengan memahami atribusi, kalian dapat mengalokasikan anggaran pemasaran kalian secara lebih efisien. Jika kalian tahu bahwa iklan paid search (iklan berbayar di mesin pencari) memainkan peran besar dalam konversi, kalian mungkin ingin meningkatkan investasi di sana. Sebaliknya, jika kalian menemukan bahwa beberapa saluran tidak memberikan kontribusi signifikan, kalian dapat mengurangi anggaran di sana dan mencoba strategi lain. Dengan kata lain, model atribusi membantu kalian membuat keputusan berdasarkan data, bukan hanya feeling.

Selain itu, model atribusi membantu kalian memahami perilaku pelanggan. Kalian bisa melihat bagaimana pelanggan berinteraksi dengan situs web kalian dari waktu ke waktu, dan bagaimana mereka berpindah dari satu saluran ke saluran lain. Ini memberi kalian wawasan berharga tentang perjalanan pelanggan (customer journey), yang pada gilirannya dapat membantu kalian meningkatkan pengalaman pengguna dan meningkatkan tingkat konversi.

Model Atribusi dalam Google Analytics: Berbagai Jenis yang Perlu Kalian Tahu

Google Analytics menawarkan beberapa model atribusi yang berbeda, guys, dan masing-masing memiliki cara yang berbeda dalam memberikan kredit ke berbagai touchpoint. Memilih model yang tepat tergantung pada tujuan bisnis kalian dan bagaimana kalian ingin melihat data.

  1. Model Atribusi Berdasarkan Klik Terakhir (Last-Click Attribution): Ini adalah model yang paling sederhana, dan mungkin yang paling umum digunakan. Model ini memberikan 100% kredit ke touchpoint terakhir yang diklik pengguna sebelum konversi. Misalnya, jika seseorang mengklik iklan paid search, lalu langsung melakukan pembelian, maka 100% kredit akan diberikan ke iklan paid search. Model ini mudah dipahami, tetapi seringkali mengabaikan peran touchpoint sebelumnya dalam perjalanan pelanggan.

  2. Model Atribusi Berdasarkan Klik Pertama (First-Click Attribution): Model ini memberikan 100% kredit ke touchpoint pertama yang mengarahkan pengguna ke situs web kalian. Jadi, jika seseorang menemukan situs web kalian melalui pencarian organik, dan kemudian kembali melalui email dan melakukan konversi, maka 100% kredit akan diberikan ke pencarian organik. Model ini bagus untuk mengidentifikasi sumber awareness awal, tetapi mungkin tidak mencerminkan kontribusi dari touchpoint selanjutnya.

  3. Model Atribusi Linier (Linear Attribution): Model ini memberikan kredit yang sama rata ke setiap touchpoint dalam perjalanan konversi. Jika seseorang berinteraksi dengan tiga touchpoint sebelum konversi, maka setiap touchpoint akan mendapatkan 33,3% kredit. Model ini adil, tetapi mungkin tidak mencerminkan dampak sebenarnya dari setiap touchpoint.

  4. Model Atribusi Berdasarkan Penurunan Waktu (Time Decay Attribution): Model ini memberikan lebih banyak kredit ke touchpoint yang lebih dekat dengan waktu konversi. Semakin dekat touchpoint dengan konversi, semakin banyak kredit yang diterimanya. Ini membantu kalian memahami touchpoint mana yang paling berdampak dalam mendorong konversi, terutama di tahap akhir perjalanan pelanggan.

  5. Model Atribusi Berdasarkan Posisi (Position-Based Attribution): Model ini memberikan kredit yang berbeda ke touchpoint pertama dan terakhir, dan membagi sisa kredit secara merata ke touchpoint di tengah. Misalnya, touchpoint pertama dan terakhir mungkin mendapatkan 40% kredit masing-masing, dan touchpoint di tengah mendapatkan 20% kredit. Ini bagus untuk mengenali pentingnya awareness awal dan dorongan akhir konversi.

  6. Model Atribusi Berbasis Data (Data-Driven Attribution): Okay, guys, ini adalah model yang paling advanced. Model ini menggunakan algoritma machine learning untuk menganalisis data konversi kalian dan menentukan bagaimana memberikan kredit ke touchpoint berdasarkan data yang sebenarnya. Ini adalah model yang paling akurat, karena menyesuaikan diri dengan perilaku pelanggan kalian. Namun, model ini hanya tersedia untuk akun Google Analytics yang memiliki volume data konversi yang cukup.

Mengkonfigurasi Model Atribusi di Google Analytics

Untuk mulai menggunakan model atribusi di Google Analytics, here's the deal, kalian perlu mengakses laporan “Model Atribusi” di dalam Google Analytics. Berikut adalah langkah-langkah umumnya:

  1. Buka Google Analytics: Buka akun Google Analytics kalian dan pilih properti yang ingin kalian analisis.
  2. Buka Laporan Model Atribusi: Di panel kiri, klik